Dakwah Pol. Aqidah NOL


" DAKWAH UNTUK MENGANTISIPASI KRISIS AQIDAH”

Hallo teman-teman semua, bagaimana kabarnya nih???, semoga di masa pandemi ini kita tetap dalam keadaan sehat yaaa, khususnya tetap dimudahkan untuk melakukan segala bentuk aktivitas kehidupan kita.

Teman-teman, berbicara mengenai kehidupan tentunya tidak akan terlepas dari yang namanya sebuah tujuan. Pertanyaan terpenting bagi kita semua adalah, apa tujuan hidup kita???. Setiap dari kita tentunya memiliki jawaban yang berbeda akan sebuh tujuan dalam hidupnya, namun ada salah satu jawaban yang sangat luar biasa, yaitu (QS: Az-Zariyat[51] : 56)

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka Beribadah kepada-Ku".

Beribadah. Mengapa jawabannya harus beribadah?, mengapa bukan yang lain?, karna beribadah pada artinya bukan hanya sekedar tujan bagi umat muslim, akan tetapi suatu perintah dari Allah SWT untuk kita semua, sebuah kewajiban. 

Beribadah kepada Allah SWT juga tidak akan terlepas dari bagaimana dan sebesar apa keyakinan kita kepada-Nya, inilah yang dinamakan Aqidah Islamiyyah (aqidah islam). Aqidah merupakan salah satu pondasi terbesar bagi jiwa kaum muslimin. Sebesar apa rasa cinta yang kita miliki kepada agama kita, Rabb kita, serta untuk menjaga diri kita, dapat kita ukur dari seberapa besar aqidah yang kita miliki. Oleh karna itu kita perlu untuk terus menanamkan aqidah yang baik serta menjaganya agar tidak terlepas dari diri kita.

Kita dapat melihat di zaman now ini, zaman ketika semua hal sangat mudah dan singkat untuk kita dapatkan, apalagi dalam masalah belajar, tidak sedikit aplikasi, atau konten-konten yang memberikan banyak pelajaran kepada kita melalui media sosial.

 Kita juga dapat melihat atau bahkan merasakan sendiri begitu banyak manusia yang mereka sangat aktif di dunia maya untuk dunia, khususnya para remaja atau pelajar, ada banyak aktivitas media yang sering di lakukan di zaman sekarang seperti menjadikan media sebagai tempat menulis status-status  kotor, mempublikasikan foto-foto yang tidak senonoh, terlalaikan dengan games , dan bahkan berjoged-joged memperlihatkan aurat kepada yang bukan Makhram.
 
(Maryam[19] : 59)

فَخَلَفَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ اَضَاعُوا الصَّلٰوةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوٰتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّاۙ

"Kemudian datanglah setelah mereka pengganti yang mengabaikan salat dan mengikuti keinginannya, maka mereka kelak akan tersesat"

Inilah yang dinamakan krisis aqidah, yaitu ketika seseorang tidak dapat menjaga diri mereka sendiri dari bahanya dunia melalui media sosial, maka alhasil kitalah yang telah termangsa oleh dunia tersebut. Pertanyaan terbesarnya adalah, apakah kita sudah menggunakan dunia maya untuk akhirat kita?.

 Jika kita bertanya upaya apa yang harus kita lakukan untuk menjaga aqidah tersebut, maka aktivitas dakwah adalah jawaban paling tepat untuk kita semua. Mengapa dakwah?, "karna dakwah merupakan salah satu bentuk kepedulian
diantara sesama manusia". {Ustdz Felix Siaw}

Aktivitas dakwah sudah tidak asing lagi kita temukan baik di dunia nyata ataupun dunia maya (media sosial). apalagi mengingat sekarang adalah masa pandemi, masa dimana segala aktivitas kita dibatasi, maka media sosial menjadi salah satu jalan utama agar aktivitas dakwah tetap terus berjalan.

Kita tentunya sering mencari atau bahkan dihadapkan dengan berbagai konten dakwah melalui media sosial, maka pertanyaannya lagi, apakah kita menyaksikan
dakwah tersebut?, atau apakah isi dakwah tersebut benar-benar memberi pelajaran
baru bagi kita?. Saya sempat bertanya kepada beberapa teman bagaimana pendapat mereka mengenai dakwah melalui media sosial?, beberapa dari mereka menjawab bahwa konten dakwah melalu media tidak ada bedanya dengan ketika kita menyaksikan 
dakwah secara langsung dalam suatu majelis, namun sebagian lagi menjawab bahwasannya menyaksikan konten dakwah melalui media sosial mebuat mereka merasa jenuh,
dan tidak menarik, karna melihat beberapa konten yang sangat sulit untuk di mengerti, terlalu serius dan tidak ada fower didalamnya, sehingga mereka lebih mudah tergoda untuk menyaksikan tiktok-tiktok yang menarik atau bermain games daripada menyaksikan konten dakwah tersebut.

Lantas bagimana strategi dakwah melalu media sosial yang akan mudah di pahami oleh para penuntut ilmu?, diantaranya ;

1. Membuat konten dakwah berupa video atau bacaan dengan kreatif, seperti misalnya dalam konten bebentuk video kita dapat menyisipkan beberapa gambar para tokoh hebat atau membuat latar video tersebut dengan menarik, begitu pula dalam bentuk bacaan, dibuat dengan bahasa yang ringan (mudah dipahmi).

2. Menyisipkan beberapa quotes atau motivasi didalam konten tersebut, inilah yang disebut fower, sehingga yang menyaksikan konten akan merasa tergugah semangatnya.

3. Bersikap mengajak bukan hanya sibuk berbicara sendiri. Ada beberapa konten yang terkadang si pembicara hanya tersibukan dengan apa yang ia bicarakan sehingga kurang berintraksi dengan para penonton, seperti kurang menyapa, atau sedikit berbasa-basi mengenai konten yang tengah ia sampaikan.

4. Mimik wajah yang sesuai. Ekspresi kita sangat mempengaruhi kepada penonton, yaitu ekspresi kita yang tidak dingin dan terkesan terlalu serius, berbicara
dengan normal (tidak terlalu lambat atau cepat), namun terdengar tegas dan lugas, akan membuat para penontot merasa tergugah, lalu ditambah dengan ramahnya
wajah kita serta sedikit humor membuat penonton semakin antusias.

 4 strategi tsb insyaallah dapat membantu konten dakwah kita supaya mudah dipahami dan menarik. Strategi tersebut  juga bisa kita terapkan ketika kita berdakwah secara
langsung dalam suatu majelis atau kegiatan keilmuan lainnya. 

Setelah kita mengetahui bagaimana strategi dakwah yang baik dan benar tentunya kita harus semakin semangat untuk melakukan aktivitas dakwah tersebut, berdakwah merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki kekrisisan aqidah , namun yang menjadi pertanyaannya, bagaimana menghadapi
diri kita sendiri yang ternyata tidak bersahabat atau sulit meneri ilmu dari dakwah tersebut?, hal ini penting karna untuk mengatasi krisis aqidah ini kita perlu keseimbangan antara pendakwah dengan ilmunya dan juga kita yang berperan
sebagai penuntut ilmu, untuk membangun aqidah yang baik kita perlu memiliki jiwa dengan spirit besar dalam menuntut ilmu.

Disinilah kita harus menggerakan suatu Perubahan.

Bob sadino mengatakan pada dasarnya ada 5 hal yang ditakutkan seseorang ketika ia hendak melakukan perubahan ;
1. Takut gagal
2. Takut krtitikan
3. Takut akan hal baru
4. Takut meninggalkan zona nyaman
5. Takut apa kata orang

Tentunya 5 hal tersebut merupakan ujian terbesar bagi kita dalam menggerakan suatu perubahan. Tidak ada gunanya bagi kita untuk ragu, kita hanya perlu untuk bersama melangkah maju memperbaiki krisis  ini dengan perubahan diri dan mengabdi kepada ilmu.

Setelah kita melakukan perubahan maka pase awal paling penting ialah menguatkan Control Komunitas, bagaimana kita bisa konsisten?.

Untuk konsisten akan perubahan kita perlu menerapkan prinsif Zero Tolerance, Yes or No, Black or White, konsisten diartikan bahwa kita harus tetap berdiri di jalur yang kita pilih, hitam atau putih keduanya jelas hal berbeda, maka kita harus
menentukan salah satunya, tanpa mentoler hal yang lain.
Ada Pepatah mengatakan ;

 "kalau mau jadi elang, berhenti berpikir menjadi bebek, kalau mau seperti bebek jangan bermimpi menjadi elang”

Maka 3 solusi ini akan sangat membantu agar kita tetap konsisten dalam suatu perubahan ;

1. Cari control sosial, yaitu seseorang yang memiliki visi dan misi didalam hidup mereka, mereka akan memberi nasihat, kritik, serta membangun diri kita.

2. Cari komunitas, sebagaimana  yang tengah kita bahas, bahwasannya aktivitas berdakwah adalah jawaban paling tepat, menyampaikan ilmu dan menerima ilmu, mendatangi setiap kajian atau komunitas keilmuan lainnya akan membuat diri kita semakin memiliki konsistensi yang kuat, dan memiliki habit yag baik.

3. Cari mentor, “kurcaci yang berdiri di pundak raksasa, dia akan bisa melihat lebih banyak dan lebih luas dari raksasa itu sendiri”. Siapapun orangnya jika mereka memiliki ilmu maka mereka adalah guru tebaik bagi kita.
 
Mengapa kita harus membangun sebuah perubahan dan
konsistensi ?. Bab sadino pernah mengatakan bahwa, “Temukan masalah dari hulu bukan dari hilir”, ini mengartikan bahwa kita harus menyelesaikan masalah krisis aqidah ini
dari hulu/dari akarnya, dan akar terbesar krisis aqidah ada pada diri manusia itu sendiri. Jika masalah dari hulu sudah kita selesaikan maka kita akan mudah untuk menyelesaikan masalah berikutnya ( tinggal menyelesaikan hilirnya).

Teman-teman semua berdasarkan apa yang telah  diuraikan, kita dapat mengambil 2 kesimpulan "

1.Faata wallaahi bil- ilmi wat-tuqa; idza lam yakuunaa laa-I’tibaara lidzaatihi”
Demi Allah hakekat seorang pemuda adalah dengan ilmu dan taqwa, jika kedua hal tersebut tidak ada pada dirinya maka tak bisa disebut sebagai pemuda”. 

Sebuah krisis aqidah hanya akan dapat terselesaikan dengan adanya ilmu dan taqwa didalam diri manusia.

2. Lakukan perubahan dan konsistensi.
Karna aqidah yang baik hanya akan berdiri pada jiwa yang mereka selalu bermuhasabah menjadi manusia yang lebih baik.

Mari bersama-sama untuk saling mengingatkan dalam kebaikan, membangun Aqidah islamiyah yang kokoh dan jiwa juang kuam muslimin yang tinggi untuk terus memperjuangkan Agama Islam. Karna kemajuan suatu bangsa terletak pada Aqidah yang kuat dan kecintaan kita
terhadap suatu ilmu.😁

THE CHOICE IS JUST NOW OR NEVER 😄

Cukup sekian, Terimakasih kepada teman-teman semua yang telah meluangkan waktunya untuk membaca tulisan kecil dan penuh kekurangan ini, semoga selalu ada  manfaat sekecil apapun itu untuk kita semua para pejuang ilmu, khususnya untuk saya sendiri. 

Stay safe & stay healty :')

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Queen👑

A New Lifestyle